Kamis, 04 Juli 2013

Kebiasaan Salah dalam Ramadhan

Assalamualaikum Wr. Wb
       Kemarin dikasih bacaan sama temen Al Qalam Magazine ed. 41 yang berjudul Jangan Nodai Ramadhan (Ensina ma’acih ^_^). Ehhh... jadi pengen nulis,ini mengenai hal-hal yang dilakukan masyarakat tapi ternyata salah. Dulu juga ngikut aja kebiasaan yang dilakukan masyarakat dan keluarga. Tapi setelah tau kalau hal itu tidak dicontohkan ngapain dilaksanakan kalau akhirnya jadi ibadah yang ditolak. Sedikit mereview dari bacaan Al Qalam Magazine, di bawah ini adalah salah satu hal yang sering dilakukan masyarakat di sekitar rumah saya khususnya tapi merupakan hal yang salah :

1.  Ritual nyadran di awal ramadhan
          Di jawa ada satu tradisi yang disebut nyadran. Biasanya dalam bentuk mengunjungi makam saudara atau mengubjungi petilasan-petilasan dengan membawa sesaji. Berbagai macam motif yang melatar belakangi  hal ini. Mulai dari sekedar ziarah sampai yang menjadikan sarana untuk mencapai maksud-maksud tertentu. 
        Kebisaan tersebut merupakan kebiasaan yang salah. Dari asal usul saja bila dicermati nyadran merupakan tradisi peninggalan hindu budha. Kata shadra sendiri dalam wikipedia adalah ritual jawa hindu yang berakar pada pemujaan leluhur. Padahal Rasul SAW telah mewanti-wanti akan ada penjiplakan pada umat-umat sebelum islam, dan jika tidak disadari akan berujung pada kufur. Nah..penjiplakan yang seperti tidak dibolehkan dalam islam.
Nyadran  Foto
         Tradisi nyadran juga mengandung khurafat dan bertentangan dengan akidah islam. Biasanya nyadran dipercaya memiliki nilai magis dan keramat. Sebenarnya untuk ziarah kubur sendiri dianjurkan dalam islam, yaitu untuk mengingat kematian, dan waktunyapun tidak ditentukan. Namun untuk nyadran disini lebih dari sekedar ziarah kubur. Kenapa harus mau masuk ramadhan atau sebelum idul fitri? Bahkan bisa dikatan nyadran memiliki hari khusus di saat ramadhan. 

       Padahal jelas nabi bersabda “janganlah kalian menjadikan kuburku sebagai tempat hari raya”(Hr Tirmidzi). Jika kuburan nabi aja ngga boleh dijadikan tempat perayaan (ied) apalagi kuburan selain beliau. Selain itu juga nabi SAW telah menetapkan hari raya umat islam hanya ada idul fitri dan idul adha.
sesungguhnya setiap kaum itu mempunyai hari raya, dan sesungguhnya hari raya kita adalah hari ini (hari raya idul adha dan idul fitri) (HR Bukhari 3638).

2.  Padusan
         Padusan sering diartikan ritual mandi di pemandian tertentu atau sering juga dilakukan di pantai. Kebiasaan ini dilakukan di awal bulan ramadhan dengan anggapan membersihkan diri masuk bulan ramadhan. Padahal rasul SAW dan sahabatpun tidak pernah mencontohkan kebiasaan ini. Jika Rasul aja nggak mencontohkan gimana kita mau mengerjakan? Kita ketahui bahwa suatu ibadah itu hanya mencontoh. Yaitu mencontoh Rasul SAW, jika tidak dicontohkan maka kita akan mengada-adakan suatu ibadah dan bisa masuk dalam suatu hal yang bid’ah.’
Padusan foto
         Kebiasaan padusan juga dapat mengundang maksiat di awal bulan ramadhan, karena padusan yang dilakukan antara putra dan putri bercampur, sehingga kebiasaan itu tidak malah menjadikan bersih untuk memasuki bulan ramadhan, namun malah membuat maksiat di bulan ramadhan.

3.   Melafadkan Niat Puasa di Malam Hari
        Niat adalah syarat sah ibadah. Hanya yang harus dipahami adalah niat itu dalam hati. Siapapun yang terlintas bahwa besok akan berpuasa maka itu sudah merupakan niat. Sedangkan melafalkan niat puasa secara berjamaah atau sendiri di malam hari (Nawaitu shauma ghadin..........) tidak ada tuntunannya meskipun masyarakat menganggapnya baik. Perlu diingat lagi, bahwa untuk ibadah harus sesuai yang dicontohkan Rasul SAW,jika tidak dicontohkan ya jangan dilakukan.

4.  Komando diantara Rakaat Shalat
           Berdzikir dan mendoakan khullafau rasyidin diantara dua salam shalat tarawih dengan cara berjamaaf dipimpin oleh satu orang dengan mengucapkan ”asholatu sunnatat tarawihi .....” dan sjenisnya tidak dicontohkan Rasul SAW ataupun sahabatnya dalam islam. Jadi ibadah ini adalah perkara yang diada-adakan dalam islam. Meskipun dianggap baik, namun tidak dituntunkan bisa masuk ibadah yang ditolak.
wallahu a'lam bishawab
Wassalamualaikum wr. wb.