Minggu, 14 November 2010

ALANG-ALANG

Imperata cylindrica


BAB II
ISI

Alang-alang (Imperata cylindrica L) merupakan tumbuhan pioner pada lahan terbuka akibat penebangan, kebakaran hutan, perladangan berpindah atau cara pengelolaan tanah yang kurang baik seperti yang terjadi di daerah-daerah transmigrasi. Alang-alang merupakan gulma yang mempunyai kemampuan tumbuh sangat mengagumkan. Alang-alang dapat berkembang biak melalui biji atau rhizom (akar rimpang). Sifatnya yang mudah terbakar, mengakibatkan terjadinya titik-titik api yang dapat membakar kawasan hutan disekitarnya dan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan/udara.
Lahan alang-alang berkembang di daerah yang memiliki musim penghujan cukup panjang, tetapi masih memiliki bulan kering yang cukup. Keadaan ini memungkinkan terjadinya kebakaran. Lahan alang-alang merupakan lahan yang tidak produktif dan sering disebut ”lahan Tidur” tersebar cukup luas di Indonesia. Dengan makin menciutnya lahan pertanian subur karena beralih fungsi, maka salah satu upaya dalam meningkatkan dan mempertahankan ketahanan pangan adalah dengan melalui perluasan areal pertanian terutama di luar jawa yang lahannya masih cukup luas meskipun tanahnya kurang subur. Salah satu areal yang cukup potensial untuk pengembangan pertanian adalah lahan alang-alang yang sejauh ini merupakan lahan terbuka yang dibiarkan dan belum dimanfaatkan. Pemanfaatan lahan alang-alang untuk usaha pertanian relatif lebih baik jika dibandingkan dengan membuka hutan, karena selain biaya lebih murah juga akan memperbaiki lingkungan serta mempertahankan fungsi hidrologis hutan, selain itu pada umumnya di sekitar lokasi alang-alang telah tersedia infrastruktur walaupun masih sangat terbatas.

A. Determinasi dan Klasifikasi Imperata cylindrica
 Determinasi
1b – 2b – 3b – 4a – 5a ( Fam. 19 Gramineae ) – 1b – 2b – 17a ( Genus 16 : Imperata ) ( Imperata cylindrica )


 Klasifikasi
Divisio : Angiospermae (Spermatophyta)
Class : Monocotyledonae
Ordo : Poales (Glumiflorae)
Familia : Gramineae (Poaceae)
Genus : Imperata
Species : Imperata cylindrica
(Steenis, 1958)
B. Deskripsi Organ Tumbuhan
 Organ Nutritiv
1. Daun (Folium)
Daun tidak lengkap yang disebut daun pipih, terdiri dari upih daun (vagina) dan helaian daun (lamina), bangun daun bangun pita (ligulatus), ujung daun runcing (acutus), tulang-tulang daun sejajar atau lurus (rectinervis), tapi daun rata (integer), daging daun tipis seperti kertas (papyraceus), warna daun hijau dengan permukaan atas lebih gelap dari permukaan bawah, sifat permukaan atas licin (laevis), permukaan licin (laevis), upih daun berwarna putih keunguan, ada lidah-lidah atau ligula pada perbatasan upih daun dengan helaian daun.Tepi daun diselubungi rambut, pangkal daun lebih lebar dan di bagian ujungnya menyempit; terdapat lapisan ligula, panjangnya 1 mm; daun memiliki bentuk menggaris-lanset, pipih, lurus, terdapat bulu-bulu panjang yang halus di bagian pangkal daun..(Tirosoepomo, 1985).
2. Batang (Caulis)
Batang rumput (calmus), batang tidak keras, bentuk bulat (teres).Batang tumbuh pendek dan bercabang dan memanjang di dalam tanah, dan dari ujungnya dapat tumbuh tunas baru.Lidah-lidah atau ligula pada batas antara pelepah dan helaian daun lelihatan jelas, berguna untuk menahan air hujan agar tidak terjadi kemungkinan pembusukan, sekam tidak tersusun spiral. Rumpun tumbuh tegak, tingginya dapat mencapai 0.1—1.2(—3 m), terdapat 1—4(—8) nodus di tiap rumpun, rumpun tidak bercabang, solid dan biasanya terdapat bulu di tiap buku-bukunya(Steenis, 1958).



3. Akar (Radix)
Sistem perakaran berupa system serabut, yang muncul dari nodus atau buku-buku batang.Panjangnya ± 5 cm, system perakaran ini ditunjang oleh rimpang yang kuat, sehingga alang-alang sulit dicabut. Rimpang yang tumbuh secara agresif, tumbuhan tahunan (perennial) yang kuat dengan percabangan terbenam dalam tanah (yang panjangnya dapat mencapai 1 m), berdaging, rimpangnya bersisik,
(Steenis, 1958)
 Organ Reproduktiv
1. Bunga (Flos)
Perbungaan berupa bulir majemuk, silindris, spikelet berpasangan, bunga banci.warnanya putih, mudah diterbangkan angin, agak menguncup, panjang 6-28 cm, pada satu tangkai terdapat dua bulir, letak bersusun, yang terletak di atas adalah bunga sempurna dan yang terletak di bawah adalah bunga mandul, panjang anak bulir sekitar 3-4 mm, pada pangkal bulir terdapat rambut alus panjang dan padat, warnanya putih, benang sari seringkali dua, kepala sari putih atau ungu, tangkai putik dua, kepala putik panjang, warna ungu, muncul pada ujung anak bulir(Wijayakusuma, 1993).
2. Buah (Fructus)
Buah berjenis buah bulir, berup bulir-bulir kecil bertangkai pendek tidak berjarum, berpasang-pasangan pada ujung sumbu malai, kedua-duanya bertangkai, pada kaki terdapat rambut-rambut putih mengkilat yang berkarang.Buah yang masak warna coklat, berguna untuk melayang(Steenis, 1958) .
3. Biji (Semen)
Biji jarang, panjang sekitar 1 mm, warnanya coklat tua.Biji yang sudah tua mudah diterbangkan angin, tersebar dan yang akhirnya menjadi tumbuhan baru.
(Steenis, 1958)
C. Habitat
Imperata cylindrica merupakan tumbuhan terna menahun dengan batang rumput yang tidak keras, padat dan pendek, tertutup oleh upih daun.Pada buku-buku berambut jarang.Termasuk tumbuhan berdaun tidak lengkap, terdiri dari upih dan helaian daun.Daun berbentuk pita, tegak, kasar dan berambut jarang, panjang daun 12-80 cm, pada pangkal berambut panjang dengan tulang daun tengah yang lebar dan pucat.Upih daun berwarna putih keunguan.Perbungaan berupa bulir majemuk, warnanya putih muda diterbangkan angin, agak menguncup.Akar berupa rimpang yang kuat menjalar di bawah tanah (Wijayakusuma,1993).
Imperata cylindrica merupakan tanaman kosmopolit,mudah dijumpai pada daerah kering yang cerah sinar matahari, terdapat di 1-2700 m di atas permukaan laut.Imperata cylindrica cepat kering dan mudah terbakar pada musim kemarau dan cepat tumbuh kembali pada musim hujan.
Sifat fisik tanah yang dikehendaki yaitu tanah kapur yang memililik tubuh tanah kering, miskin akan zat hara dan air. Tumbuhan ini menyukai tempat yang memperoleh banyak cahaya dan tidak dapat tumbuh bila mendapat naungan penuh. Meskipun tumbuh pada kisaran tipe tanah dan tingkat kesuburan yang luas, spesies ini tumbuh dengan sehat pada tempat bertanah basah yang tinggi kesuburannya. pH tanah untuk menumbuhkan spesies ini berkisar antara 4.0—7.5. tumbuhan ini juga toleran terhadap kondisi-kondisi panas yang tinggi dan tempat-tempat mengandung sulfur dekat kawah ( Rismunandar, 1986 ).

D. Persebaran
Alang-alang dapat berbiak dengan cepat, dengan benih-benihnya yang tersebar cepat bersama angin, atau melalui rimpangnya yang lekas menembus tanah yang gembur. Berlawanan dengan anggapan umum, alang-alang tidak suka tumbuh di tanah yang miskin, gersang atau berbatu-batu. Rumput ini senang dengan tanah-tanah yang cukup subur, banyak disinari matahari sampai agak teduh, dengan kondisi lembab atau kering. Di tanah-tanah yang becek atau terendam, atau yang senantiasa ternaungi, alang-alang pun tak mau tumbuh. Gulma ini dengan segera menguasai lahan bekas hutan yang rusak dan terbuka, bekas ladang, sawah yang mengering, tepi jalan dan lain-lain. Di tempat-tempat semacam itu alang-alang dapat tumbuh dominan dan menutupi areal yang luas.Sampai taraf tertentu, kebakaran vegetasi dapat merangsang pertumbuhan alang-alang. Pucuk-pucuk ilalang yang tumbuh setelah kebakaran disukai oleh hewan-hewan pemakan rumput, sehingga lahan-lahan bekas terbakar semacam ini sering digunakan sebagai tempat untuk berburu(Wikipedia, 2010).
Alang-alang merupakan tumbuhan asli dari daerah tropis Dunia Lama dan tersebar luas di seluruh kawasan tropis dan sub-tropis Asia Tenggara, Afrika, sub-kontinental India dan Australia. Dalam jumlah yang kecil persebarannya hingga ke Amerika Utara, Tengah, dan Selatan. Persebarannya juga mencapai kawasan beriklim sedang-hangat di New Zealand dan Jepang. Namun karena sifatnya yang invasif tersebut, di banyak tempat alang-alang sering dianggap sebagai gulma yang sangat merepotkan(Wikipedia, 2010).

E. Budidaya tanamam Imperata cylindrica
sebaiknya lahan alang-alang dapat dimanfaatkan dengan memperbaiki produktivitasnya. Ada beberapa cara pembukaan lahan alang-alang, yaitu :
1. Cara manual
Petani yang mempunyai lahan sempit umumnya menerapkan cara manual. Ditinjau dari segi ekologi, cara ini aman karena tidak mencemari lingkungan dibandingkan penggunaan herbisida. Tujuan cara ini adalah untuk mengendalikan alang-alang dengan memotong pendek rimpang dan menekan pertumbuhannya kembali dengan pengeringan biomassanya diatas permukaan tanah atau dibenamkan jauh ke dalam tanah. Cara ini dilakukan dengan dua cara yaitu dicangkul dan disekop garpu (Adimihardja., dkk, 2005).
2. Cara mekanis
Pembukaan lahan alang-alang cara mekanis dapat dilakukan dengan traktor atau bajak ternak. Beberapa kelemahan dalam penyiapan lahan alang-alang secara mekanis antara lain : pengendalian alang-alang tidak bertahan lama, hanya dapat dilakukan pada lahan dimana traktor atau bajak mungkin dioperasikan (Adimihardja., dkk, 2005).
4. Cara vegetative
Prinsip dasar cara ini memanfaatkan kelemahan alang-alang yang peka terhadap naungan. Sebagai tanaman penutup tanah biasa digunakan tanaman kacang-kacangan (Legume cover crop, LCC) yang merupakan tanaman pioner, kemudian diikuti dengan tanaman tahunan atau tanaman pangan. Jenis leguminosa yang dapat dipakai sebagai tanaman penutup tanah adalah Calopogonium mucunoides, Centrosema pubescens, Pueraria javanica, Psophocarpus palustres, Crotalaria sp, Stylasanthes sp, Mahagonia macrophylla, dan Mucura sp. Tanaman kacang-kacangan penutup tanah dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan dan perkembangan alang-alang. Tanaman ini umumnya sangat bermanfaat untuk mencegah alang-alang tumbuh kembali setelah dapat dikendalikan. Untuk menghambat alang-alang, sebaiknya dipilih spesies tanaman yang agresif. Jika tanaman pangan segera ditanam, maka bisa dipilih varietas tanaman penutup tanah yang berumur pendek sekitar 3-4 bulan, misalnya Mucuna sp. Jika diperlukan penutupan tanah dalam jangka waktu lebih lama, selain jenis yang berumur pendek tersebut, bisa dicampur dengan beberapa spesies yang berumur lebih panjang, seperti Centrosema atau Pueraria. Bila terdapat musim kemarau yang jelas, sebaiknya digunakan campuran jenis yang tahan kekeringan (Adimihardja., dkk,2005).

Sebelum tanaman kacang-kacangan penutup tanah ditanam, alang-alang dibabat dan dibongkar akarnya atau diberi herbisida untuk membunuh alang-alang. Keuntungan dengan menggunakan Legume cover crop adalah : meningkatkan bahan organik tanah karena tanaman legum mampu menghasilkan biomassa yang banyak serta berfungsi sebagai pupuk hijau dan mulsa, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan N tanah melalui proses penambatan N dari udara, mengawetkan tanah karena tanaman penutup tanah yang rapat dapat mencegah erosi percikan, melindungi tanah dari sengatan matahari dan mempertahankan kelembaban tanah, serta merupakan pakan ternak dan dapat mengurangi bahaya kebakaran (Adimihardja., dkk, 2005).
4. Cara kimiawi
Penyiapan lahan alang-alang untuk usaha tani tanaman pangan secara kimiawi melalui penggunaan herbisida merupakan alternatif terakhir, bila cara lain tidak efektif menekan pertumbuhan alang-alang dengan tuntas. Pemberian herbisida glufosinat atau glifosat cukup efektif menekan pertumbuhan alang-alang dan gulma sekunder lainnya (Adimihardja., dkk, 2005).
5. Cara kombinasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persiapan lahan secara manual atau mekanis masing-masing mampu mengendalikan populasi alang-alang 38-57%. Sistem tanpa olah tanah atau oleh tanah minimum yang dikombinasikan dengan herbisida, efektif mengendalikan alang-alang tersebut masing-masing 94% dengan kemampuan untuk tumbuh kembali masing-masing 13-14 batang/m2 (Adimihardja., dkk, 2005).

F. Kandungan Kimia Imperata cylindrica
Hasil penelitian tentang tanaman ini menyebutkan bahwa ada kandungan manitol, glukosa, sakharosa, malic acid, citric acid, coixol, arundoin, cylindrin, fernenol, simiarenol, anemonin, asam kersik, damar, dan logam alkali. Dengan kandungan-kandungan itu, alang-alang bersifat antipiretik (menurunkan panas), diuretik (meluruhkan kemih), hemostatik (menghentikan pendarahan), dan menghilangkan haus.
Pengobatan Cina tradisional menyebutkan, alang-alang memiliki sifat manis dan sejuk. Efek pengobatan tanaman ini memasuki meridian paru-paru, lambung, dan usus kecil. Dengan sifat diuretik yang melancarkan air kencing, alangalang bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit radang ginjal akut dan obat batuk.
Bagian tanaman alang-alang yang bisa dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah rimpang, baik yang segar maupun yang telah dikeringkan. Bahan alang-alang ini bisa diperoleh di toko obat Cina. Kini bahkan sudah tersedia minuman alang-alang instan yang berkhasiat menghilangkan panas dalam. Minuman instan ini bisa diperoleh di toko jamu atau toko obat Cina.
Sifat diuretik yang mengeluarkan cairan tubuh tak berguna ini juga berguna untuk mengontrol tekanan darah yang cenderung tinggi. Sifat hemostatik yang bisa menghentikan pendarahan pada alang-alang dapat juga dimanfaatkan untuk mengatasi mimisan dan pendarahan di dalam(Anonimus,2010).

G. Manfaat Imperata cylindrica
Sudah sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia mengenal dan memakai tanaman bekhasiat obat sebagai salah satu upaya penanggulangan masalah kesehatan.Agar peranan obat tradisional dapat lebih ditingkatkan, perlu didorong upaya pengenalan, penelitian, pengujian dan pengembangan khasiat dan keamanan suatu tanaman obat.
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian, diketahui bahwa alang-alang mempunyai sfifat kimiawi dan efek farmakologis sebagai berikut :
Rimpang: pelembut kulit; peluruh air seni, pembersih darah, penambah nafsu makan, penghenti perdarahan. di samping itu dapat digunakan pula dalam upaya pengobatan penyakit kelamin (kencing nanah, kencing darah, raja singa), penyakit ginjal, luka, demam, tekanan darah tinggi dan penyakit syaraf. Semua bagian tumbuhan digunakan sebagai pakan hewan,bahan kertas,dan untuk pengobatan kurap.
EFEK BIOLOGI dan FARMAKOLOGI Infusa rimpang alang-alang berefek sebagai diuretika, atas dasar peningkatan konsentrasi elektrolit (Na,K,Cl) urin tikus putih jantan. Pemberian infusa akar alang-alang dengan dosis 40, 50, 60, 70 g/kgBB berefek antipiretik pada marmot. Infusa bunga alang-alang pada konsentrasi 10% dengan dosis 12 ml/ kgBB berefek antipiretik yang relatif sama dengan suspensi parasetamol 10% pada merpati. Uji Klinik: Dekokta akar alang-alang dengan dosis 250-300 g, 2 kali pagi dan sore dapat menyembuhkan 27 kasus dari 30 penderita nefritis akut. Pada nefritis kronis, herba alang-alang dapat mengurangi edema dan menurunkan tekanan darah. Dekokta herba 250 g dalam bentuk tunggal maupun dikombinasikan dengan rimpang dan daun Nelumbo nucifera dan daun Agrimonia pilosa dapat mengobati epistaksis (mimisan), hemoptisis (batuk darah), hematuri (kencing darah), menorrhagia, dan perdarahan gastrointestinal bagian atas. Di samping itu dilaporkan juga bahwa dekokta akar alang-alang dapat efektif untuk pengobatan hepatitis viral akut pada 28 kasus; biasanya digunakan bersama-sama dengan Plantago asiatica, Glechoma longituba dan tunas Artemisia capillaris. Toksisitas: Pada pemakaian sesuai aturan, praktis tidak toksik. Efek yang tidak diinginkan: Pusing, mual, adanya peningkatan rasa ingin buang air besar, kadang-kadang terjadi pada penggunaan klinik. Teknologi Farmasi: Selulosa daun alang-alang mempunyai daya serap terhadap air yang relatif cukup baik dalam pembuatan tablet secara cetak langsung(Anonimus,2010).











BAB III
PENUTUP


Kesimpulan
Imperata cylindrica merupakan tanaman menahun yang tumbuh tegak pada daerah kering dan cerah matahari, tergolong sebagai tanaman gulma yang mengganggu bagi tanaman pangan.Daun tidak lengkap, hanya terdiri upih dan helai daun.Daun berbentuk pita, bunga berupa bulir majemuk, batang bulat dan tertutup oleh pelepah daun, akar berupa rimpang yang kuat. Rimpang atau rhizoma merupakan hasil dari modifikasi antar batang dan daun,berguna untuk alat perkembangbiakan,dan tempat menyimpan cadangan makanan.
Alang-alang merupakan tumbuhan asli dari daerah tropis, dapat berbiak dengan cepat, dengan benih-benihnya yang tersebar cepat bersama angin, atau melalui rimpangnya yang lekas menembus tanah dan tersebar luas di seluruh kawasan tropis dan sub-tropis Asia Tenggara, Afrika, sub-kontinental India dan Australia. Dalam jumlah yang kecil persebarannya hingga ke Amerika Utara, Tengah, dan Selatan. Persebarannya juga mencapai kawasan beriklim sedang-hangat di New Zealand dan Jepang.
Selain sebagai pakan ruminansia, daun, bunga, dan akar berguna dalam menanggulangi masalah kesehatan,antara lain mimisan, demam, batuk, sesak, darah tinggi, sakit kuning.









DAFTAR PUSTAKA


Adimihardja., dkk. 2005. Teknologi Pengelolaan Lahan Kering. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian, Bogor.
Anonimus,2010.Blog%20Archive%20»%20Khasiat%20_%20Manfaat%20Akar%20Alang-Alang%20(Imperata%20cylindrica).html.akses 10 November 2010.
Anonimus,2010.http://forum.upi.edu/v3/index.php?PHPSESSID=90ac37ad075cddd832a6c554397f3094&.akses 11 November 2010
Rismunandar. 1986.Mendayagunakan Tanaman Rumput.Bandung : PT.Pradnya Paramita
Steenis,Van.1957.Flora untuk Sekolah di Indonesia. Bandung : PT. Pradnya Paramita.
Titrosoepomo, Gembong.1985.Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Wijayakusuma, Hembing. 1993. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Jakarta : Pustaka Kartini
www.wikipedia.com.akses 11 November 2010