Assalamualaikum Wr. Wb
Kemarin
dikasih bacaan sama temen Al Qalam Magazine ed. 41 yang berjudul Jangan Nodai
Ramadhan (Ensina ma’acih ^_^). Ehhh... jadi pengen nulis,ini mengenai hal-hal
yang dilakukan masyarakat tapi ternyata salah. Dulu juga ngikut aja kebiasaan
yang dilakukan masyarakat dan keluarga. Tapi setelah tau kalau hal itu tidak
dicontohkan ngapain dilaksanakan kalau akhirnya jadi ibadah yang ditolak. Sedikit mereview
dari bacaan Al Qalam Magazine, di bawah ini adalah salah satu hal yang sering
dilakukan masyarakat di sekitar rumah saya khususnya tapi merupakan hal yang
salah :
1. Ritual nyadran di awal ramadhan
Di jawa ada satu tradisi yang disebut nyadran. Biasanya dalam
bentuk mengunjungi makam saudara atau mengubjungi petilasan-petilasan dengan
membawa sesaji. Berbagai macam motif yang melatar belakangi hal ini. Mulai dari sekedar ziarah sampai
yang menjadikan sarana untuk mencapai maksud-maksud tertentu.
Kebisaan tersebut merupakan kebiasaan yang salah. Dari asal
usul saja bila dicermati nyadran merupakan tradisi peninggalan hindu budha. Kata
shadra sendiri dalam wikipedia adalah
ritual jawa hindu yang berakar pada pemujaan leluhur. Padahal Rasul SAW telah
mewanti-wanti akan ada penjiplakan pada umat-umat sebelum islam, dan jika tidak
disadari akan berujung pada kufur. Nah..penjiplakan yang seperti tidak
dibolehkan dalam islam.
![]() |
Nyadran Foto |
Tradisi nyadran juga mengandung khurafat dan bertentangan
dengan akidah islam. Biasanya nyadran dipercaya memiliki nilai magis dan
keramat. Sebenarnya untuk ziarah kubur sendiri dianjurkan dalam islam, yaitu
untuk mengingat kematian, dan waktunyapun tidak ditentukan. Namun untuk nyadran
disini lebih dari sekedar ziarah kubur. Kenapa harus mau masuk ramadhan atau
sebelum idul fitri? Bahkan bisa dikatan nyadran memiliki hari khusus di saat
ramadhan.
Padahal jelas nabi bersabda “janganlah
kalian menjadikan kuburku sebagai tempat hari raya”(Hr Tirmidzi). Jika kuburan
nabi aja ngga boleh dijadikan tempat perayaan (ied) apalagi kuburan selain beliau.
Selain itu juga nabi SAW telah menetapkan hari raya umat islam hanya ada idul
fitri dan idul adha.
“sesungguhnya setiap
kaum itu mempunyai hari raya, dan sesungguhnya hari raya kita adalah hari ini
(hari raya idul adha dan idul fitri) (HR Bukhari 3638).
2.
Padusan
Padusan sering diartikan ritual mandi di pemandian tertentu
atau sering juga dilakukan di pantai. Kebiasaan ini dilakukan di awal bulan
ramadhan dengan anggapan membersihkan diri masuk bulan ramadhan. Padahal rasul
SAW dan sahabatpun tidak pernah mencontohkan kebiasaan ini. Jika Rasul aja
nggak mencontohkan gimana kita mau mengerjakan? Kita ketahui bahwa suatu ibadah
itu hanya mencontoh. Yaitu mencontoh Rasul SAW, jika tidak dicontohkan maka
kita akan mengada-adakan suatu ibadah dan bisa masuk dalam suatu hal yang bid’ah.’
![]() |
Padusan foto |
Kebiasaan padusan juga dapat mengundang maksiat di awal
bulan ramadhan, karena padusan yang dilakukan antara putra dan putri bercampur,
sehingga kebiasaan itu tidak malah menjadikan bersih untuk memasuki bulan
ramadhan, namun malah membuat maksiat di bulan ramadhan.
3. Melafadkan Niat Puasa di Malam Hari
Niat adalah syarat sah ibadah. Hanya yang harus dipahami
adalah niat itu dalam hati. Siapapun yang terlintas bahwa besok akan berpuasa
maka itu sudah merupakan niat. Sedangkan melafalkan niat puasa secara berjamaah
atau sendiri di malam hari (Nawaitu
shauma ghadin..........) tidak ada tuntunannya meskipun masyarakat
menganggapnya baik. Perlu diingat lagi, bahwa untuk ibadah harus sesuai yang
dicontohkan Rasul SAW,jika tidak dicontohkan ya jangan dilakukan.
4. Komando diantara Rakaat Shalat
Berdzikir dan mendoakan khullafau rasyidin diantara dua
salam shalat tarawih dengan cara berjamaaf dipimpin oleh satu orang dengan
mengucapkan ”asholatu sunnatat tarawihi
.....” dan sjenisnya tidak dicontohkan Rasul SAW ataupun sahabatnya dalam
islam. Jadi ibadah ini adalah perkara yang diada-adakan dalam islam. Meskipun dianggap
baik, namun tidak dituntunkan bisa masuk ibadah yang ditolak.
wallahu a'lam bishawab
Wassalamualaikum wr. wb.