Kebetulan
ada di rumah tiba-tiba pengen nulis hal-hal yang ada di rumah. Yaaa meskipun
saya nggak bisa menulis secara runtut ...
Ada yang baru niiih...(gaya
afika). Minggu ini ada benda baru di rumah kami, bukan mau pamer atau
semacamnya ya..tp mau cerita tentang antusiasnya warga desa saya memfungsikan
benda itu.
Gamelan
adalah alat musik tradisonal yang umum banyak digunakan oleh kawula sepuh. Dan sudah sangat jarang diminati oleh kawula
muda. Barang baru yang kita miliki adalah gamelan. Adik saya yang merupakan
siswa pedalangan SMKI Surakarta kelas 12 saat inilebih sering latihan untuk tugas
akhirnya nanti, sehingga hal ini yang
mendorong orang tua saya untuk membelikan gamelan. Dengan gamelan ini warga
dusun kami ikut senang dan merasa ikut memiliki. Hampir setiap malam mereka
datang kerumah untuk memainkan musik ini. Betapa senangnya melihat kekompakan
mereka yang sudah sepuh sepuh bermain musik dengan begitu mahirnya. Yang datang
ditempat kami Tidak semua bisa memainkan musik tapi yang tidak bisa ini juga
ikut senang menikmati alunan gendhing yang di mainkan, sesekali mereka juga
berlatih minta diajari sama yang sudah mahir. Banyak lelucon yang menyeletuk
dari bapak2 bahkan dari eyang2 yang membuat suasana semakin kompak dan rame.
Tabuhan
umumnya dimulai dari jam 8 malam hingga kurang lebih sampai jam 11 malam. Gendhing yang dimainkan antara lain adalah
‘’ayak-ayak, wilujeng, tolu dll’’. tetangga tetangga yang mendengarkan dari
rumah mengatakan kalau denger gamelan itu rasanya asri banget (kata bu Parni). Adanya tabuhan ini
menurut saya dapat meningkatkan rasa kekeluargaan, kekompakan dan kebersamaan
antara warga desa. Selain itu juga dapat nguru uri kebudayaan jawa. Tidak
sedikit anak anak SD yang ikut melihat dan kadang2 juga nyoba untuk membunyikan
satu persatu alat. Ini dapat mengenalkan anak-anak pada alat musik tradisional
yang akhir akhir ini kurang diminati anak-anak muda.
Kusus
malam minggu tabuhan untuk mengiringi wayang yang di mainkan oleh adik saya
(Qohhar ) sekalian latihan untuk ujian akhirnya nanti. Di malam minggu yang
datang lebih banyak, bahkan ibu2 juga datang.
Pada
hari minggu pagi Gamelan di pukul oleh adik adik yang masih SD. Adik adik ini
belajar gamelan untuk memainkan notasi gendhing jawa yang didapat dari sekolah,
namun belum bisa praktek secara langsung karena di sekolah belum ada.
Begitulah
kekeluargaan warga desa yang masih di jaga hingga sekarang. Kepedulian yang
besar antar tetangga membuat desa kami lebih hidup meskipun jauh dari tempat
perbelnjaan dan tontonan2 mewah. Tidak akan berkecil hati kami dikatakan orang
kampung yang minim jaringan handphone, susah air, lugu dan tak ber make up
layaknya orang kota. Kami masih punya rasa kekeluargaan yang besar dan rasa
saling memiliki. Itu yang lebih kami syukuri.
Insya allah kalo ada rejeki mbantu nglengkapi gamelane..... nguri-uri budoyo adiluhung
BalasHapustak cekel omonganmu loh tar :))
Hapusbtw ontheway busway jeneng aslimu apik nuhk mas gentar..
wah sakti mas kempor ki...wah lagi ngerti jeneng asliku toh om kikiki...
HapusAmiiiiin..semoga di lancarkan urusan dan rejekinya.
BalasHapusAmin....pingin gawe desa wisata nang omah kidul
BalasHapusbanyak bule bule pada belajar gamelan di ISI atao sekedar belajar di mangkunegaran.
BalasHapusTapi anak anak muda jaman sekarang malah belajar nge band, latian breakdance. Trus nanti kalau mau belajar gamelan musti ke luar negri soalnya generasi simbah2 udah pada nggak ada.
bagus juga tuh beli gamelan, tapi inget jangan di telantarkan tanpa pelestarian, soalnya banyak gamelan gamelan di SD ato SMP tepatnya di kota solo. Cuman sebagai formalitas pelajaran dan ekstrakulikuler (itu dulu) nggak tau sekarang :D
Siap mas kempor...kapan kita nge karst bareng2 lg...kita cari hal lain dikarst...
HapusBicara soal karst tdk hnya bicara gimna cara menyelamatkan karst dr eksploitasi yg sangat merusak lingkngan, budaya pun hrus dpt perhatian agar budaya yg adiluhung juga lestari, dan belajar kehidupan dari orang2 sederhana... masyarkat karst tetap dg survive keluguan kearifan keramah tamahan nya dan menjadi inspirasi ...