Dusun Sambi Desa Johunut
Kecamatan Paranggupito Kabupaten Wonogiri..Suatu daerah yang sangat berarti
dalam hidup saya, dimana saya mendapatkan ketenangan, kedamaian dan tempat
melepaskan rindu setelah senin hingga jumat menumpang di kota Solo. Oktober ini,
Awan mendung menaungi Desa kami,yaaah...setelah musim kemarau panjang yang
membuat petani beristirahat menggarap tegalannya (lahan kering dengan tanah
lebih kemerahan). Awan mendung yang belum pasti menurunkan hujan ini disambut
gembira oleh semua orang di desa. Kenapa semua orang desa??karena memang
penghuni desa kami adalah petani yang mengandalkan air hujan sebagai topangan
hidup kami, baik untuk keperluan sehari-hari atau untuk menumbuhkan benih padi
dan tanaman lain yang merupakan sumber penghidupan kami.
Saat
kemarau petani di desa kami istirahat menggarap sawahnya, bukan istirahat yang
sebenarnya. Namun dibandingkan pekerjaan yang dilakukan di musim hujan yang
begitu menguras tenaga, di musim kemarau lebih bisa sedikit beristirahat karena
rakyat kecil di desa kami hanya memanen singkong dan mungkin ada sebagian yang
panen kacang tholo. Dengan matahari
yang begitu menyengat mereka mencabut panenan singkong. Semangat mereka begitu
besar, tanpa merasakan lelah mereka setiap hari pergi ke tegalan untuk
melakukan apa saja yg bisa mereka lakukan untuk meningkatkan hasil panennya di
musim hujan yang akan datang. Suatu proses yang luar biasa..
Setelah
pemanenan singkong selesai petani di desa kami melakukan persiapan lahan
tegalan untuk ditanami padi, kacang, jagung atau singkong di musim hujan yang
akan datang. Persiapan lahan ini dinamakan Besik
yang dilakukan dengan cara membersihkan apa saja yang ada di lahan tegalan,
pada umumnya adalah menyapu dan menghancurkan tanah yang bergelondong (lemah lungko) akibat dari pencabutan singkong
pada tanah yang keras. Pemupukan dengan pupuk kandang juga dilakukan pada saat Besik ini.
Menanti,
menanti, dan menanti musim hujan... Oktober
datang,,hujan belum juga turun,,namun mendung sudah menghampiri desa kami. Hal
ini sudah disambut para petani dengan
menanam padi, meskipun hujan belum turun,,namun setidaknya para petani sudah punya
harapan besar untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan mereka yang hampir semua
kebutuhan dihasilkan dari panenan .
Kalau hujan udah datang para
petani di desa kami akan sangat super sibuk, dari pagi hingga hampir magrib
mereka di tegalan. nDangir (menyiangi rumput gulma) adalah kegiatan pertama
yang dilakukan setelah tanaman tumbuh, selanjutnya dilakukan pemupukan berkala.
Namun ada juga yang hanya sekali pemupukan atau tidak sama sekali di pupuk. Hal
ini disebabkan karena tidak cukupnya uang untuk membeli pupuk yang semakin
mahal.
Salut dengan kerja keras mereka. Tingkatkan
rasa syukur kami ya Rabb, dan Semoga semua yang kami lakukan di desa ini Engkau
hitung sebagai ibadah.
Wuihh...lanjutkan....nulis mneh tentang karst baik alam budaya sosial ekonomi dll...potensi karst masih bnyk...save our karst
BalasHapusKayak e kenal karo dalane kuwi,
BalasHapushahahha....kapan om menyusuri jalan itu lagi....mungkin bagi orang kota kaya si om ini, jalan itu jln yg gak layak tapi meskipun begitu jalan itu gak ada macet om trus gak polusi kikiki.....
HapusInterest.... angkat terus kearifan lokal
BalasHapuspertama melihat gambar (pertama) di google image saya sudah bisa menebak bahwa ini jalanan daerah kelahiran saya, dan ternyata benar, WONOGIRI...memang ya Wonogiri jalan desanya sangat khas (jalan bebatuan), baru sekitar 10 tahun ini dibuat coran beton (hanya untuk ban) kendaraan.
BalasHapuskekhasan selanjutnya untuk Wonogiri adalah rumah-rumahnya yang kebanyakan masih bentuk asli Joglo
Bangga punya kampung WONOGIRI...
di desa kedamaian dapat dirasakan :)
BalasHapuscara bersosialnya juga membuat kita seperti keluarga.
Mantap
BalasHapus